Senin, 22 Maret 2010

Dua Pemain PB Djarum ke Pelatnas

JAKARTA - Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum Kudus terus menyumbangkan pemainnya ke pelatnas Cipayung. Banyak pemain polesan klub asal Jawa Tengah itu yang pernah dan masih menjadi atlet pelatnas.

Tahun ini, dua andalannya, Dionysius Hayom Rumbaka dan Maria Febe Kusumastuti, terpilih masuk Pelatnas Cipayung. Bahkan, keduanya tidak perlu melewati seleksi nasional karena prestasi mereka di berbagai turnamen. Kedua pemain tunggal tersebut tahun lalu antara lain merebut gelar juara Australia Terbuka Grand Prix.

Melihat prestasi mereka yang cukup menjanjikan, Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) pun menarik mereka ke Pelatnas Cipayung.

Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB-PBSI, Lius Pongoh mengatakan, Hayom dan Febe memang diusulkan oleh tim pemandu bakat untuk masuk pelatnas. Usulan itu ada dasarnya. Tentu saja, karena prestasi di berbagai turnamen. Tim pemandu bakat diisi antara lain, Fung Permadi, Wijanarko dan Kurniahu.

“Prospek mereka bagus, tetapi saya berharap prospek itu tidak hilang ketika sudah masuk pelatnas. Justru sebaliknya, harus meningkat ketika menghuni Cipayung,” ujar Lius dalam rilis yang diterima okezone, Jumat (12/3/2010).

Lius mengatakan, banyak pemain yang ketika masih di luar pelatnas prestasinya menawan, tetapi ketika masuk pelatnas, justru menurun. Dan ketika sudah berada di luar lagi, prestasinya justru naik.

“Mungkin ada beban, sebab kalau kalah sebagai pemain pelatnas, selalu ditulis oleh media, sedangkan jika menyandang klub, tidak ada yang menulisnya. Itu jangan sampai terjadi lagi. Banyak pemain yang mempunyai postur dan fisik bagus, tetapi mental bertandingnya tidak kuat. Ada pula pemain yang tidak pernah takut di lapangan, tetapi posturnya tidak mendukung. Saya berharap, pemain mendatang mempunyai segalanya,” katanya.

Menjadi pemain pelatnas, kata Lius, bukanlah tujuan akhir, tetapi tujuan sementara. “Tujuan akhir yang juara dunia, juara olimpiade,” jelasnya.

Menurut asisten pelatih PB Djarum, Agung Susilo, Hayom mempunyai senjata yang bagus, yaitu smesnya yang sangat kuat dan posturnya yang mendukung, 182 sentimeter. “Kelemahan orang tinggi, adalah di kakinya, tetapi semakin hari dia semakin bagus. Dia terus berusaha menutupi kelemahannya. Semoga dia semakin matang ditangani di pelatnas nanti,” ujar Agung.

Ketua klub PB Djarum FX Supandji juga mengatakan hal serupa. Menurutnya, kaki panjang Hayom semakin kuat karena dia tekun untuk berlatih. “Untuk saat ini, dia harus bermain nothing to lose dan harus percaya diri. Tetapi saya yakin dia mampu, dia pemain yang tekun dan motivasinya sangat tinggi,” kata Supandji.

Mendengar akan ditarik ke Pelatnas Cipayung, Hayom pun merasa gembira. “Senang, karena saya ingin ke pelatnas sejak awal,” kata pemain berumur 21 tahun ini. Hayom pernah dua kali dipanggil masuk pelatnas. Namun, waktu itu dia belum bersedia karena ingin mematangkan diri di Djarum. “Bila saya masuk, tantangan semakin besar. Saya akan berlatih keras sehingga bisa menjadi pemain kelas dunia dan merebut banyak gelar. Target terdekat jika saya masuk pelatnas, adalah memperkuat tim Thomas,” ujarnya.

Supandji juga mengamati Febe. Dia berpendapat, Febe pemain stylish dan tipenya mirip Susy Susanti. “Memang masih jauh dari Susy Susanti, karena itu dia harus dibina lebih lanjut lagi. Dia perlu garang sedikit kalau bermain,” ujarnya.

“Kalau dipanggil (pelatnas) saya tentu gembira. Saya tentu ingin membela Indonesia di Piala Uber. Saya akan berusaha keras menembus ketatnya persaingan di pelatnas,” kata pemain kelahiran 30 September 1989 ini.

Awal Karir

Hayom yang memiliki tinggi badan 182 sentimeter ini mulai mengasah diri dengan berlatih rutin di Pangukan, Sleman, DI Yogyakarta. Motivasinya begitu tinggi karena jarak antara Pengasih dan Pangukan sekitar 30 kilometer. Hampir tiap hari, setelah mengikuti pelajaran di SD Kanisius, Wates, Kulon Progo, dia kemudian berangkat ke Pangukan untuk berlatih keras.

Ia pun meninggalkan kedua orang tuanya kala memasuki kelas 6 SD karena pindah ke Tasikmalaya, Jawa Barat, berlatih di klub Pikiran Rakyat. Dia hanya bertahan kurang dari satu setengah tahun.

Setelah itu, dia kembali ke kampung halamannya hingga akhirnya pada 2005, dia pindah ke PB Djarum di Kudus. Di salah satu klub terbesar di Indonesia ini, pemain kelahiran 22 Oktober 1988 ini seperti menemukan apa yang dia inginkan. Pelatih hebat dan juga kesempatan bertanding di luar negeri sangat besar.

Di bawah binaan mantan pemain asal Tiongkok Fang Kai Xiang, dia digembleng dengan keras. Tidak heran jika tahun lalu dia merebut tiga gelar juara di turnamen internasional, yaitu Indonesia International Challenge, Yonex Australian Open Grand Prix, dan Banuinvest International Series Romania. Selain itu, dia juga menembus final pada India Grand Prix dan Vietnam International Challenge, tahun lalu juga.

Maria Febe juga telah berlatih bulutangkis sejak masih belia, bakat olahraga mengalir dari darah ayahnya yang piawai di semua cabang olahraga. “Bapak saya paling bisa bidang bela diri, bulutangkis dan voli juga gemar. Memang tidak sampai mendalami seperti saya,” katanya.

Terbatasnya klub di tempat tinggalnya di Boyolali, dia pun berlatih di Solo. Dia pindah-pindah klub, seperti di Panorama, Sinar, dan Tangkas Solo. Rasa lelah karena pagi harinya harus ke sekolah dan perjalanan yang cukup jauh dari Boyolali ke Solo, tidak dia rasakan lagi karena keinginannya yang kuat untuk menjadi pemain tingkat dunia. Setelah sering merebut gelar juara, PB Djarum pun meliriknya, pada Oktober 2005.

“Saya tidak melewati seleksi. Seleksi di Djarum biasanya dilakukan pada Juni atau Juli. Djarum yang meminta saya karena waktu itu saya sering juara. Orang tua pun setuju saya bergabung dengan Djarum. Saya tentu gembira dan bangga dapat masuk Djarum tanpa seleksi karena di sini sangat ketat untuk dapat menjadi salah satu anggota,” ujar pemain bertinggi badan 162 sentimeter ini

Sampai saat ini banyak turneman yang telah dijuarai seperti Yonex Australian Open Grand Prix tahun 2009, dan di turnamen Selandia Baru, dia mencapai final. Pada 2008, dia juga juara di turnamen Bitburger, Jerman. Gelar-gelar itu membawanya ke urutan ke-27 peringkat dunia. Dia bahkan menjadi pemain kedua Indonesia di deretan pemain tingkat dunia di bawah Adriyanti Firdasari. (*)

Data diri:
Dionysius Hayom Rumbaka
• Kulon Progo, 22 Oktober 1988
• Kategori pertandingan: tunggal putra
• Tahun bergabung: 2005
• Prestasi:
- Juara III Kejurnas 2009
- Juara II India Open Grand Prix 2009
- Juara I Indonesia International Challenge 2009
- Juara I Yonex Australian Open Grand Prix 2009
- Juara II Sirnas DKI Jakarta 2009
- Juara II Vietnam Challenge 2009
- Juara I Sirnas Kalimantan 2009
- Juara I Banuinvest International Series Romania 2009
- Semifinalis Indonesia Challenge Surabaya 2008
- Juara I Beregu Gubernur Cup Kudus 2008
- Juara I PMS Open Solo 2008
- Final Milo Junior 2006

Maria Febe Kusumastuti
• Boyolali, 30 September 1989
• Kategori Pertandingan: tunggal putri
• Tahun bergabung: 2001
• Prestasi:
• - Juara II Kejurnas 2009
- Juara III India Open Grand Prix 2009
- Juara II New Zealand Open Grand Prix 2009
- Juara I Yonex Australian Open Grand Prix 2009
- Semifinalis Vietnam International Challenge 2009
- Juara I Sirnas Kalimantan 2009
- Juara I Bitburger Open Jerman 2008
- Juara I Beregu Gubernur Cup Kudus 2008
- Juara I Dutch Junior 2007
- Runner Up Jerman Junior 2007
- Juara II MILO 2007
- Perempat Final Italy 2007
- Juara I Brasil 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar