Senin, 22 Maret 2010
Kesempatan Terakhir Inggris Juara
LONDON - Timnas Inggris ditempatkan sebagai kandidat juara pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan (Afsel). Klaim tersebut sependapat dengan pelatih Tottenham Hotspur Harry Redknapp.
Redknapp menegaskan peluang tersebut hanya bisa direalisasikan pada Piala Dunia kalin ini. Untuk empat tahun ke depan sangat sulit bagi The Three Lions merebut gelar jawara. Piala Dunia kali ini merupakan kesempatan terakhir Inggris sejak 1966.
Redknapp percaya Inggris di bawah pelatih Fabio Capello punya skuad besar dan mampu memenangkan Piala Dunia untuk kali pertama sejak 1966. Namun kesempatan tersebut tidak berlaku pada Piala Dunia 2014.
"Kami punya kesempatan besar memenangkan Piala Dunia. Tapi setelah squad yang ada saat ini bubar, saya tidak begitu yakin peluang masa depan terlihat bagus," kata Redknapp seperti dilansir reuters, Jumat (12/3/2010).
"Bila kami tidak meraih gelar Piala Dunia, saya yakin Capello akan menjadi sasaran cemooh publik sepakbola Inggris. Saat ini, dia satu-satunya pelatih yang belum mengalami pelecehan," pungkasnya.
Vidic: Tantangan Hentikan Rooney
MANCHESTER – Nemanja Vidic memuji Wayne Rooney sebagai salah satu bomber berbahaya di dunia. Dia mengaku sebuah tantangan bisa menghentikan rekan setimnya itu di Piala Dunia 2010 nanti.
Vidic dan Rooney akan saling membahu membawa Manchester United mempertahankan Premier League dan juga tampil kembali di final Liga Champions di Bernabeu, 22 Mei mendatang.
Setelah itu, kedua pemain akan disibukkan dengan membela negara masing-masing di Afrika Selatan, dimana Inggris dan Serbia akan mengikuti perhelatan empat tahunan tersebut.
Jika melihat hasil drawing, maka bukan tidak mungkin Serbia bertemu dengan Inggris di babak awal penyisihan Piala Dunia. Itu artinya mewujudkan mimpi Vidic merasakan kehebatan Rooney.
“Rooney merupakan bomber berbahaya di dunia,” kata Vidic. “Tahun ini dia tampil luar biasa, khususnya di paruh kedua musim ini. Dia adalah alasan kenapa kami banyak pertandingan.”
“Setelah berada di ruang ganti pemain yang sama, sebuah hal lucu bila saya berhadapan melawan Rooney. Salah satu dari kami harus kalah. Rooney pemain hebat dan sulit menghadangnya,” lanjut bek asal Serbia itu.
“Namun, itu adalah sebuah tantangan. Anda menginginkannya. Itulah kenapa Anda bermain sepakbola,” tutupnya sebagaimana dikutip Sportinglife,
Piala Dunia Tanpa Dua Pemain Hebat!
MILAN - Wakil presiden AC Milan Adriano Galliani menyatakan dua pemain hebat dipastikan absen tampil pada perhelatan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Siapa saja mereka?
Tidak salah lagi, Alessandro Nesta dan David Beckham. Keduanya urung hadir di pagelaran sepakbola termegah itu karena terbentur masalah yang sama, cedera.
Nesta menderita cedera lutut kanan dan harus absen hingga beberapa bulan ke depan. Sementara itu, Beckham yang sengaja datang ke Milan dari Los Angeles Galaxy dengan maksud memenuhi syarat Fabio Capello agar dipanggil ke Timnas Inggris, kini malah harus mengubur mimpinya bermain di Piala Dunia untuk kali ke empat. Dia dihantam cedera tendon achilles ketika turun membela Rossoneri menghadapi Chievo.
Sebagai salah satu petinggi klub, Galliani ikut berduka atas hal yang menimpa dua anak buahnya.
“Mereka adalah dua pemain kelas dunia. Beckham datang ke Milan dengan maksud supaya dipanggil Capello ke skuad Piala Dunia,” ujar Galliani.
“Sungguh malang, inilah sepakbola. Tapi saya yakin Beckham punya mental yang kuat,” tandasnya seperti dikutip Sky Sport Italia,
Polisi Afsel Sita Kostum Palsu
DURBAN – Pihak berwajib di Afrika Selatan telah menyita kostum palsu peserta Piala Dunia 2010. Hal ini diungkapkan juru bicara panitia Afsel.
Beberapa kostum palsu yang disita pihak berwajib di Afsel antara lain milik Inggris, Brasil, Portugal dan tuan rumah Afsel. Polisi menemukan hal itu di sebuah rumah di daerah Durban.
“Pemilik dari toko gagal menunjukkan tanda kepemilikan asli dari barang-barang tersebut. Kami langsung menyita barang tersebut,” demikian juru bicara beacukai di Afsel, Sibabalwenathi Mfabe.
“Barang-barang yang diperkirakan palsu itu, kini telah dipindahkan dari gudang hingga penyelidikan telah selesai,” lanjutnya sebagaimana dilansir Kickoff.com, Jumat (19/3/2010).
Lebih lanjut Mfabe mengatakan, pihak berwajib tidak tahu dari mana asal barang-barang tersebut. Namun, pihak pengacara berniat dari barang yang ditir berniat mengajukan tuntutan kepada pemilik gudang.
Kostum tiruan dari peserta Piala Dunia itu memang direncanakan dijual selama turnamen berlangsung di Afsel, 11 Juni hingga 11 Juli mendatang.
Verbeek Tinggalkan Socceroos Usai Piala Dunia
CANBERRA - Pesta akbar sepakbola di Afrika Selatan, Juni-Juli 2010, akan menjadi kali terakhir Pim Verbeek menangani Timnas Australia. Arsitek Belanda siap meninggalkan jabatannya setelah menyelesaikan tugas bersama Tim Cahill dkk.
Federasi Sepakbola Australia (FFA) mengkonfirmasi kabar tersebut, Senin (22/3/2010). Kepada media, Verbeek mengaku, keputusan ini tidak diambilnya dengan mudah. Namun, dia tidak bisa mengingkari keinginannya mencari tantangan baru sebagai pelatih.
"Saya menikmati setiap menit sebagai pelatih Timnas Australia dan kami meraih sejumlah hasil fantastis, termasuk lolos ke putaran final Piala Dunia dan Piala Asia," cetus Verbeek sebagaimana dikutip The World Game.
"Ini saat yang tepat mengumumkan keputusan tersebut sehingga kami bisa fokus sepenuhnya melakukan persiapan untuk Piala Dunia di Afrika Selatan. Kami akan melakukan segalanya untuk menyiapkan kondisi demi tampil di turnamen ini dan meraih hasil terbaik," tegas pelatih 54 tahun.
Verbeek membesut Socceroos -julukan Australia- sejak 2007 silam dan berperan besar dalam kesuksesan timnya mencapai peringkat 14 ranking FIFA (September 2009), posisi tertinggi yang diraih Australia. Verbeek mengantarkan Negeri Kangguru ke putaran final Piala Dunia 2010 sebagai juara Grup 1 Zona Asia setelah tak terkalahkan dalam delapan laga kualifikasi (6 menang, 2 seri).
Atas prestasi yang dicapainya itu, ketua FFA Frank Lowy melontarkan pujian kepada mantan arsitek Korea Selatan ini. "Pim adalah pelatih yang baik untuk Socceroos dan dikagumi seluruh tokoh sepakbola negeri ini maupun dunia," ucapnya.
"Di bawah kepemimpinannya, tim ini telah mencapai banyak hal dan saya berharap dia mampu menyiapkan timnya menampilkan performa terbaik di Afrika Selatan," tutup Lowy.
Roddick Tantang Ljubicic di Final
INDIAN WELLS - Petenis tuan rumah Andy Roddick berhasil melewati hadangan Robin Soderling menuju final BNP Paribas Open atau turnamen Indian Wells. Roddick mengandaskan perlawanan wakil Swedia melalui pertarungan tiga set 6-4, 3-6, 6-3, Minggu (21/3/2010) pagi WIB.
Ini merupakan kali pertama Roddick mencapai final Indian Wells. Sebelumnya, petenis 27 tahun harus mengakhiri kiprahnya di babak semifinal. Termasuk ketika disingkirkan jawara tahun lalu, Rafael Nadal.
Tak ayal, Roddick membangkitkan harapan publik Amerika Serikat yang belum pernah melihat wakilnya meraih gelar juara pada turnamen tersebut sejak Andre Agassi melakukannya, 2001 silam.
Kemenangan atas Soderling juga merupakan yang pertama bagi Roddick setelah petenis Swedia unggul dalam dua pertemuan mereka sebelumnya. Roddick membutuhkan tiga set dan satu jam 46 menit untuk mengatasi perlawanan Soderling.
Di partai puncak nanti, Roddick bakal menghadapi wakil Kroasia Ivan Ljubicic yang menyingkirkan sang juara bertahan, Rafael Nadal. Ljubicic menjadi buah bibir turnamen tahun ini berkat performa impresifnya yang mampu memupuskan hasrat para kandidat juara lainnya seperti Novak Djokovic dan Juan Monaco.
Ljubicic membutuhkan dua jam dan 34 menit sebelum memaksa maestro Spanyol 'mundur' dengan skor 3-6, 6-4, 7-6. Hasil tersebut menjadikan tahun ini sebagai kali pertama dalam 26 tahun terakhir dua pertarungan semifinal putra harus melewati tiga set.
Sementara, di nomor putrid, Jelena Jankovic akan menghadapi finalis AS Terbuka Caroline Wozniacki pada partai puncak, Minggu waktu setempat.
Gelar Perdana Ljubicic di Masters Series
INDIAN WELLS – Fantastis. Ya, Ivan Ljubicic sukses merengkuh gelar perdananya di turnamen Masters Series usai menghempaskan Andy Roddick 7-6 7-6 di Indian Wells 2010.
Ljubicic memang pantas menjuarai turnamen ini. Betapa tidak, petenis peringkat 36 dunia itu berhasil menyisihkan petenis top seperti Novak Djokovic, Rafael Nadal dan terakhir Roddick.
Tampil di final Masters Series ke empat kalinya, Ljubicic dan Roddick tampil memikat sejak set pertama. Kedua petenis menghujam servis keras untuk meraih angka demi angka.
Ljubicic berpeluang menyudahi pertandingan saat sempat memimpin dengan skor 6-5. Namun, Roddick yang mendapatkan dukungan dari tuan rumah tidak mau menyerah dan memaksa keadaan menjadi 6-6, sebelum menyerah 7-6 (7-5).
Ljubicic melanjutkan penampilan ganasnya di set kedua. Setelah melalui pertarungan melelahkan yang memakan waktu dua jam dan tujuh menit, petenis asal Kroasia itu memastikan gelar lewat kemenangan tie break 7-6.
Langganan:
Postingan (Atom)